KOMPAS.com - Sudah tidur delapan jam, tapi masih mengantuk. Jika Anda sering mengalami hal ini, coba perhatikan apakah Anda memiliki masalah dengan kebiasaan atau kualitas tidur. Untuk memastikan penyebabnya, tak ada ruginya memeriksakan diri ke dokter karena bisa jadi Anda mengidap hipersomnia.
Dr Andreas Prasadja, RPSGT, sleep physician dari Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran menjelaskan hipersomnia merupakan gejala gangguan tidur yang membuat penderitanya mengalami rasa kantuk berlebihan meskipun sudah tidur cukup.
Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari gangguan tidur ini. Alih-alih mencari tahu apa penyebabnya, sebagian besar orang mengambil jalan pintas, minum kopi yang sebenarnya hanya menunda rasa kantuk.
Alhasil, saat kantuk menyerang, minuman penambah energi termasuk kopi menjadi andalan. Kebiasaan ini pun berulang setiap kali rasa kantuk muncul, terutama saat sedang bekerja. Masalah kantuk berlebihan tak teratasi, banyak orang justru kecanduan berbagai jenis minuman untuk membuatnya tetap terjaga.
"Banyak orang yang langsung mencari minuman, termasuk kopi, ketika mengantuk. Padahal ini hanya menunda kantuk. Kalau memang mengantuk karena kurang tidur, sebaiknya tidur saja karena efek restoratif tidur tidak bisa digantikan dengan zat apa pun. Namun, perlu juga dicari tahu apakah rasa kantuk tersebut muncul karena adanya gangguan tidur seperti hipersomnia," jelasnya saat bincang-bincang mengangkat topik Kantuk yang Membunuh, di sela peluncuran matras premium terbaru di Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Dampak buruk
Dengan menyadari gejalanya, Anda bisa mendapatkan penanganan lebih tepat untuk mengatasi hipersomnia. Jika tak ditangani dengan baik, rasa kantuk berdampak pada kekuatan tubuh, kognitif, stabilitas juga produktivitas.
"Mengantuk menyebabkan respons terlambat, juga membuat kurang produktif, konsentrasi terganggu," jelasnya menambahkan penyebab utama kecelakaan lalu lintas (data Operasi Ketupat 23 Agustus- 7 September 2011), adalah karena pengendara mengantuk, di samping faktor lain seperti jalan dan kendaraan yang tak layak.
Jika kebiasaan tidur yang salah menyebabkan rasa kantuk berlebihan, Anda perlu segera mencari solusi tepat. Bagaimana pun kualitas dan kesehatan tidur penting diperhatikan sama seperti Anda memerhatikan nutrisi atau menganggap penting olahraga.
"Tidur merupakan langkah cerdas meningkatkan produktivitas. Kualitas tidur yang kurang baik menyebabkan ketelitian, konsentrasi tidak diperbarui. Karena saat tidur, daya tahan tubuh lebih optimal, pertumbuhan hormon juga terjadi saat tidur. Tanpa kesehatan tidur yang baik, kualitas hidup juga tak membaik," tutupnya.
Dr Andreas Prasadja, RPSGT, sleep physician dari Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran menjelaskan hipersomnia merupakan gejala gangguan tidur yang membuat penderitanya mengalami rasa kantuk berlebihan meskipun sudah tidur cukup.
Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari gangguan tidur ini. Alih-alih mencari tahu apa penyebabnya, sebagian besar orang mengambil jalan pintas, minum kopi yang sebenarnya hanya menunda rasa kantuk.
Alhasil, saat kantuk menyerang, minuman penambah energi termasuk kopi menjadi andalan. Kebiasaan ini pun berulang setiap kali rasa kantuk muncul, terutama saat sedang bekerja. Masalah kantuk berlebihan tak teratasi, banyak orang justru kecanduan berbagai jenis minuman untuk membuatnya tetap terjaga.
"Banyak orang yang langsung mencari minuman, termasuk kopi, ketika mengantuk. Padahal ini hanya menunda kantuk. Kalau memang mengantuk karena kurang tidur, sebaiknya tidur saja karena efek restoratif tidur tidak bisa digantikan dengan zat apa pun. Namun, perlu juga dicari tahu apakah rasa kantuk tersebut muncul karena adanya gangguan tidur seperti hipersomnia," jelasnya saat bincang-bincang mengangkat topik Kantuk yang Membunuh, di sela peluncuran matras premium terbaru di Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Dampak buruk
Dengan menyadari gejalanya, Anda bisa mendapatkan penanganan lebih tepat untuk mengatasi hipersomnia. Jika tak ditangani dengan baik, rasa kantuk berdampak pada kekuatan tubuh, kognitif, stabilitas juga produktivitas.
"Mengantuk menyebabkan respons terlambat, juga membuat kurang produktif, konsentrasi terganggu," jelasnya menambahkan penyebab utama kecelakaan lalu lintas (data Operasi Ketupat 23 Agustus- 7 September 2011), adalah karena pengendara mengantuk, di samping faktor lain seperti jalan dan kendaraan yang tak layak.
Jika kebiasaan tidur yang salah menyebabkan rasa kantuk berlebihan, Anda perlu segera mencari solusi tepat. Bagaimana pun kualitas dan kesehatan tidur penting diperhatikan sama seperti Anda memerhatikan nutrisi atau menganggap penting olahraga.
"Tidur merupakan langkah cerdas meningkatkan produktivitas. Kualitas tidur yang kurang baik menyebabkan ketelitian, konsentrasi tidak diperbarui. Karena saat tidur, daya tahan tubuh lebih optimal, pertumbuhan hormon juga terjadi saat tidur. Tanpa kesehatan tidur yang baik, kualitas hidup juga tak membaik," tutupnya.
No comments:
Post a Comment