Trimah mawi pasrah; suwung pamrih; tebih ajrih; langgeng tan ana susah, tan ana seneng; antheng, sugeng jeneng.
Artinya, menerima dengan tawakal; tiada pamrih; jauh dari takut; abadi tiada duka, tiada suka; tenang memusat, bahagia bertakhta. “Trimah mawi Pasrah”, menerima apa saja dengan penuh kepasrahan. Tidak sekedar menerima, tapi perlu ada kepasrahan. Untuk menghilangkan rasa takut, maka seseorang dianjurkan untuk mengosongkan hatinya dari pamrih.
”Langgeng tan ana susah tan ana seneng” dapat diterjemahkan “Keabadian yang tak diselimuti perasaan susah maupun senang”. Derita, kesedihan, dan kesusahan pun tak lagi ada. Begitu pun dengan perasaan senang, dalam hal ini pun dianggap tiada. “Antheng mantheng sugeng jeneng” lebih mengarah pada suasana batin yang selalu tenang, konsen, selamat dari kotoran-kotoran nafsu, dan kuat dari segala bentuk ujian dan cobaan. Ketenangan, kearifan, khusyu’ beribadah, terselamatkan dari godaan nafsu, dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak adalah lebih baik dari setiap sesuatu di dunia yang baik.
|